Sabtu, 28 September 2013

REK IRAHA JUARA !! PERSIB !!

18 tahun adalah waktu-waktu spesial bagi setiap orang, karena pada usia itu setiap orang merasakan nikmatnya masa puber, masa-masa mulai tertarik dengan lawan jenis dan masa transisi untuk menjadi lebih dewasa.


Tapi fakta tersebut tak berlaku bagi tim yang rindu akan gelar juara, 18 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi sebuah tim untuk merasakan momen istimewa tersebut.


Hal tersebut dialami oleh Persib atau yang lebih biasa dikenal dengan julukannya Persib Maung Bandung, bermarkas distadion bersejarah siliwangi Bandung tim ini sering berganti-ganti homebase , kadang di Siliwangi kadang juga di Jarak Harupat, tergantung pada ketetapan PT. Liga terkait penyelenggaraan pertandingan.

Biasanya bila ada partai Bigmatch seperti laga kontra Persija , Arema atau Persipura. Jarak Harupat lah yang akan menjadi tempat ngariungnya ( berkumpul ) bobotoh untuk mendukung Persib , alasannya dapat ditebak yakni dari aspek keamanan dan kapasitas Jalak Harupat lebih unggul dari Siliwangi.

Akan tetapi untuk musim depan, Alhamdulillah Persib sudah punya kandang baru yang lebih megah dan sesuai dengan standar FIFA, namanya Stadion Gelora Bandung Lautan Api, jadi sekarang Persib tak perlu lagi bolak-balik siliwangi – jalak harupat, karena GBLA siap melayani bobotoh dan Persib di setiap laga ISL musim depan.


Melihat stadion GBLA yang megah yang proyeknya menelan dana yang tak sedikit, kini sudah seharusnya Persib membalas apa yang telah dilakukan oleh pemerintah setempat, dan menjawab keraguan publik Jawa Barat dengan prestasi nyata di dunia sepakbola.

Publik sudah terlalu lama menunggu, fanatisme butuh pengorbanan besar, coba pikir ?? sudah berapa banyak uang bobotoh yang dikeluarkan selama hidupnya hanya untuk membeli tiket sebuah tim yang setiap akhir musim selalu gagal membawa pulang tropi ISL, tropi yang sangat di idam-idamkan para tifosi sepakbola di tanah air.

Melihat fakta yang ada. Persib termasuk tim yang tergolong royal dalam bursa transfer, memiliki banyak pemain bintang, lancar dalam urusan perbayaran gaji pemain, memiliki jutaan suporter fanatik yang loyal, memiliki nilai historis , dan mempunyai lumbung uang dari sponsorship.


Tapi semua itu menjadi sia-sia jika tak meraih gelar yang diinginkan, pertanyaan bijak para bobotoh adalah !! REK IRAHA JUARA !! PERSIB ?? ( KAPAN MAU JUARA !! PERSIB ?? ).

Apa mungkin ini adalah sebuah clu ?? kalau Persib saatnya harus back to nature. Kembali mengangkat derajat rakyat sunda dengan mempromosikan dan memainkan putra pribumi yang memiliki potensi dan skill yang memiliki ikatan bathin yang lebih kuat dengan rakyat jabar yang rindu gelar.

Ini saya katakan bukan tanpa alasan. Lihat saja tahun 1994/1995 tahun dimana persib mampu mempersembahkan gelar pertama di liga indonesia kepada publik jabar, yang kala itu nama Persib langsung populer di ranah persepakbolaan asia.


Pemain lokal berkarakter yang ada pada diri Robby Darwis, Anwar Sanusi, Kekey Zakaria, Mulyana, Yusuf Bachtiar ditambah lagi punggawa lainnya yang mayoritas asli putra daerah dan dipoles dengan tangan dingin Indra Thohir, justru mereka lah yang mampu menghantarkan Persib menjadi juara.


Terbalik dengan saat ini yang setiap tahunnya rutin bongkar pasang pemain, mulai dari pemain luar berkualitas sampai pemain top Timnas masuk dalam skema permainan Persib. Namun tak memberikan efek apapun kecuali hanya menghantarkan Persib ke urutan 5 teratas table ISL.


Praktis hanya ada nama Atep, putra daerah yang sering masuk starting IX. Itu pun sekarang perannya mulai tergusur oleh Firman Utina dan Mbida Messi. Pemain lain seperti Airlangga, M.Agung Pribadi, Shahar Ginanjar, Aang, Jajang Sukmara, Cecep hanya bertugas untuk menghangatkan bangku cadangan dengan porsi bermain sangat minim musim lalu.

Hal itu lah yang dikeluhkan banyak bobotoh. Kemana Robby darwis yang baru ?? kemana Yusuf bachtiar yang baru ?? kemana putra asli daerah kita ?? apa salah jika orang pribumi bermain bagi PERSIB ?? seburuk itukah penampilan warga pribumi jawa barat, sampai-sampai tak dilirik oleh PERSIB ??

Pertanyaan itu terus menerus menghinggapi pikiran para bobotoh yang peduli terhadap perkembangan Persib saat ini.

Sebenarnya penampilan putra lokal asli jabar di pentas ISL bisa dibilang tak terlalu mengecewakan. faktanya kita masih melihat gol Tantan bersama Sriwijawa, Jajang bersama Mitra Kukar, Zaenal Arif bersama Persepam, belum lagi jebolan-jebolan akademi Persib yang kini justru menjadi populer di klub lain, sebut saja Ferdinand Sinaga yang melejit namanya bersama Persisam Samarinda.

Terus permasalahannya apa lagi ?? apa harus H. Umuh mendatangkan Jose Mourinho atau Pep Guardiola hanya untuk merebut gelar ISL yang 18 tahun hilang dari genggaman ?

Saya rasa itu tak perlu, kita cukup bercermin pada kesuksesan Mutiara hitam Persipura tahun lalu, dimana mereka mampu mengorbitkan banyak pemain muda potensial asli papua ke tim utama, kolaborasi mereka dengan pemain luar non papua mampu menggetarkan jagat sepakbola nasional.

Jika Persipura saja mampu ? Kenapa PERSIB tidak ??

Jangan sampai para putra daerah yang memiliki potensi dan pemain akademi junior Persib hilang satu persatu di comot klub rival dan menjadi tenar di klub orang.

Itu merupakan sebuah pukulan telak bagi manajemen Persib yang terlalu sibuk melihat pemain luar yang memiliki nama dibanding putra daerah yang siap 100% memberikan segalanya yang terbaik bagi PERSIB.

Musim depan kita mulai memakai stadion baru, do’a kami para bobotoh adalah agar stadion baru ini dapat memberikan harapan baru dan juga dapat mencatatkan sejarah baru bagi dunia persepakbolaan jawa barat yang hingga saat ini masih setia menanti jawaban pasti sang pangeran biru.

Maju terus PERSIB, You’ll never walk alone karena masih ada kami disini. Keep The Blues Fly Flying High !! BRAVO sepakbola nasional.

Jumat, 27 September 2013

CORAT-CORET TENTANG SERUNYA PREMIER LEAGUE SAMPAI MIMPI DJOKO DRIYONO YANG MENEMBUS BATAS



Kita semua pasti sudah tau kalo sepakbola pasti ada menang ada kalah atau mungkin imbang, entah itu tim elit, medioker atau underdog situasi macam itu pasti rutin dialami disetiap pertandingan, jadi untuk masalah ini, saya rasa sudah lumrah di dunia sepakbola, dan mayoritas orang memahami akan hal tersebut.

Namun semua itu akan menjadi luar biasa apabila setiap pertandingan menjadi sulit diprediksi. Bukan hanya laga Big Match namun di laga-laga biasa seperti kata andalan komentator mah seperti laga DAVID vs GOLIATH, masih saja ada hasil yang unpredictable.

Kalo kata alasan orang bijak bilang mah “karena BOLA itu bundar”, kalimat yang seharusnya tak mesti diucapkan karena kita juga semua tau kalo bola itu bundar, namun dibalik kata itu tersirat makna yang dalam tentang arti sepakbola yang sesungguhnya.

Bukan hanya didunia nyata, tapi perputaran hidup atau rules of life layaknya sebuah bola yang selalu berputar juga berlaku dalam dunia sepakbola. Jadi yang diatas gak boleh sombong, yang dibawah juga gak boleh putus asa, semuanya sudah dapat giliran masing-masing, dan sebaik-baik tim adalah yang siap menerima dua kemungkinan itu.

Maaf kalo kata pengantarnya terlalu banyak, maklum yang nulis biasa buat makalah. Hhe J

To The Poin aja, yang saya maksud diatas adalah tentang serunya kompetisi di Premier League. Kenapa harus Premier League ??

Karena menurut saya Premier League memiliki daya tarik tersendiri dibanding liga-liga lain di Eropa dan tentu saja nilai Value nya lebih tinggi dari yang lain, namun bukan berarti saya merendahkan liga lain, sama sekali tidak, namun untuk sekarang memang kita harus akui bersama kalo Premier League lah yang terbaik untuk urusan liga.


Buktinya nonton aja kita harus pake tv berbayar atau gak streamingan, berarti rating premier league sekarang lagi bagus-bagusnya, dan tentunya tarif hak siarnya pun lebih mahal dari liga-liga yang lain.

Terlepas dari semua itu, memang ada catatan-catatan menarik akhir-akhir ini tentang Premier League, yang tentu saja catatan ini tak terjadi tahun ini saja, namun ditahun sebelumya pun hal serupa sering terjadi dan menghantui tim-tim elit.

Seperti contoh kasus yang dialami oleh tim sehebat Manchester City yang tanpa disangka bisa dikalahkan tim sekelas Cardiff yang notabenenya tim promosi, begitu juga minggu lalu catatan impresif Liverpool di 3 laga awal tak membuat Southampton gentar, bahkan Paul Lambert dkk bisa menundukan The Anfield Gank di hadapan pendukungnya sendiri dengan skor tipis 0-1.

Arsenal juga demikian, tim ini mengawali musim dengan start buruk kala diremukan Aston Villa di Emirates Stadium. Chelsea juga kalah tipis oleh Everton, MU pun demikian. Berarti semua tim elit di Premier League sudah pernah merasakan kekalahan di awal musim ini.

Memang bukan perkara mudah bagi semua tim yang bertarung dikompetisi ini. Apalagi sekarang istilah Big Four sudah tak lagi berlaku, karena semua tim memiliki kesempatan yang sama untuk mengisi posisi tersebut.

Revolusi Chelsea tahun 2002 Era Abramovich berhasil ditiru oleh The Citizen dengan armada megah milik Sheikh Mansour, begitu pula dengan Regenerasi MU dan Arsenal yang perlahan mulai ditiru oleh sebagian kontestan Premier League lainnya.

Jangan lupa pula dengan kebangkitan Liverpool, Tottenham dan Everton dengan armada barunya musim ini, yang tentunya membuat musim ini semakin menarik dan kompetitif.

Bahkan Djoko Driyono selaku ketua umum PT.Liga Indonesia memiliki mimpi agar suatu saat kelak Liga di Indonesia dapat seperti Premier League yang memiliki kelas tersendiri, lebih kompetitif dan memiliki nilai value yang tinggi.


Kita semua para pecinta sepakbola tanah air tentunya sangat menyambut positif wacana tersebut. Karena siapa sih yang gak mau liat persepakbolaan indonesia berkembang dan maju layaknya BPL ??

Pertanyaannya sekarang adalah !! Kapan itu semua dapat terwujud ?? melihat kondisi sepakbola kita sekarang yang seperti ini (masih berantakan). Mimpi pak Djoko Driyono bagaikan sebuah lelucon, penerawangannya bisa dikatakan kelewatan atau menembus batas. dibutuhkan alat semacam lorong waktu untuk menebak pertanyaan itu.

Mesin itu harus diputar setidaknya ½ abad lebih cepat dari saat ini, dan disana kita dapat melihat klub-klub di tanah air memiliki stadion-stadion yang megah seperti New Wembley, dapat kita lihat juga ada sepasang kakek nenek yang sedang berjalan menuju Stadion dengan senyum sumringahnya melihat tim kebanggaannya berlaga tanpa takut adanya lemparan batu, petasan dan lain sebagainya.

Dapat dilihat pula para supporter yang semakin dewasa dan kreatif, permainan yang berkelas dari para aktor lapangan hijau dan liga yang semakin kompetitif dan maju. Mungkin itulah gambaran dalam lorong waktu itu.

Tapi sayang itu hanya sebatas angan-angan dan hanya ada dalam ilusi saya. Karena pada kenyataannya tak semudah seperti yang dibayangkan.

Terlebih meniru Premier League bukanlah perkara mudah, perlu komitmen dan dukungan dari berbagai elemen. Gaji pemain yang menunggak, stadion yang jauh dari standar FIFA, kerusuhan suporter yang semakin menjadi-jadi, ditambah lagi kisruh internal pengurus PSSI yang belum sepenuhnya tuntas. dan masih banyak lagi.

Merupakan potret buram persepakbolaan tanah air saat ini, yang harus segera di ubah oleh pihak yang terlibat didalamnya, termasuk kita yang masuk dalam kategori pendukung. 


Sejenak kita boleh berbangga atas pencapaian junior kita diajang AFF under 19, namun itu semua belumlah usai, the real Timnas senior kita belum mendapat apa-apa di ajang ini. Padahal Indonesia sudah 4 kali masuk Final. IRONIS.

Semoga apa yang didapat Evan Dimas dkk tempo hari yang lalu dapat melecut semangat pasukan Garuda lainnya, baik di level Junior maupun Senior agar dapat kembali mengharumkan nama bangsa, dilevel asia bahkan dunia.

Dengan semangat dan tekad yang kuat saya yakin mimpi pak Djoko Driyono suatu saat pasti dapat terwujud, entah itu terwujud ketika ia masih hidup atau sudah wafat, yang terpenting adalah usaha nya saat ini dalam memajukan liga di indonesia patut di berikan apresiasi.

Walau Timnas senior masih labil kemenangan dan prestasi, yang penting jangan sampai dikudeta malaysia lagi. Karena akan menghancurkan harmonisasi yang telah ada. Hhe J vicky quote copyright.

Sebagai penutup, saya kembali mengingatkan kepada anda semua pecinta sepakbola tanah air. Jangan berhenti bermimpi, teruslah bermimpi sampai mimpi itu menjadi nyata. Jangan sampai nyata di alam mimpi, tapi tak nyata di alam nyata, yang terpenting adalah kenyataan di alam mimpi harus menjadi nyata pula di alam nyata.

Good Luck untuk pak DJOKO teruskan lagi mimpi nya pak. maju terus Sepakbola tanah air. BRAVO TIMNAS . salam esceteve (khas JEREMY TETY ) hhe J


  

Jumat, 20 September 2013

CLBK ala THE HAPPY ONE

Seperti sebuah kisah dalam film romantis, cinta lama bersemi kembali. Setelah sekian lama pergi, kini Mourinho datang dengan semangat baru dan harapan baru bagi tim yang telah melambungkan namanya. Mungkin perjalanan akan kisah nyata ini bisa juga diangkat ke layar lebar, tentunya dengan sedikit editan dengan tetap menjaga kemurnian cerita !! Hee ... Just Joke


Sedikit Flashback tentang perjalanan Mou dari pergi hingga datang lagi ke Chelsea, kisah diawali tahun 2004 yang merupakan tahunnya Mourinho di pentas Premier League. Saat itu ia mampu mengantarkan Chelsea menjadi kampiun BPL setelah 53 tahun publik Stamford Bridge bersabar menanti gelar ini. Sekaligus mematahkan dominasi Arsenal dan MU yang kala itu silih berganti menguasai urutan teratas klasemen.

Kisah romantis itu berlanjut pada trofi kedua ditahun berikutnya, dan ditambah lagi dengan dereten gelar lain yang membuat The Blues kala itu berubah dari tim medioker menjadi tim superior di bawah kendali The Special One.



Sayang, kisah itu harus kandas di tahun 2007, tepatnya di musim ketiganya bersama The Blues. Tropi Champions lah yang menjadi alasan logis terdepaknya Special one dari Stamford Bridge, karena tak kunjung memberikan gelar yang diinginkan juragan Abramovich, Mou pun harus rela angkat kaki dengan meninggalkan segenap PR besar yang belum terselesaikan.

Namanya juga Special one, keberadaannya dimanapun pasti akan selalu dinanti. Trebble Winner yang diraihnya bersama Internazionale Milan tahun 2010 merupakan bukti nyata, bahwa karirnya sebagai pelatih profesional belumlah habis, karena hasrat nya untuk menang dan terus menang masih sama seperti dulu, masih kuat, masih lapar dan masih punya daya tarik.

Bukan hanya Porto, Chelsea dan Inter yang dapat merasakan servis-nya, Real Madrid pun turut merasakan tangan dingin The Only One. Tropi La Liga dan Copa del Rey mampu dipersembahkan, namun diakhir riwayatnya bersama los blancos dia memiliki kesamaan dan sedikit perbedaan seperti kasusnya dulu bersama Chelsea yakni gagal mempersembahkan Tropi Champions League.

Namun yang sedikit berbeda adalah cara ia meninggalkan klub, di Chelsea ia hengkang tanpa ada cekcok dengan pemain, hanya dengan bagian direksi klub yang tak sependapat dengan-Nya, tapi di Madrid dia juga sempat bersitegang dengan beberapa pemain yang dirasa olehnya kurang berkontribusi terhadap klub dan bermain kurang maksimal dalam beberapa laga terakhir. Dan akhirnya Mou pun angkat kaki dengan diiringi berita miring terkait kepergiannya itu.    

Namun itu hanya masa lalu, kini Mourinho telah pulang ke tempat dimana ia dicintai dan dihormati. Chelsea adalah sebaik-baik tempat kembali bagi Mourinho. Karena hanya ada nama Mourinho dan Di Matteo yang ada dalam pikiran fans The Blues.



Bahkan sebelum Mourinho datang kembali ke Chelsea, slogan dan poster tentang diri-nya telah ramai di pasang diberbagai penjuru stadion dan namanya selalu berkumandang disetiap laga Chelsea di Stamford bridge.



Well. Dengan semangat baru, amunisi baru dan tantangan baru. Mourinho dihadapkan pada situasi baru yang menuntut pada formasi baru, permainan yang menghibur dan tentunya sederet kemenangan dan gelar prestisius sesuai dengan harapan publik Stamford Bridge.



Melihat formasi yang diturunkan Jose Mourinho dalam beberapa laga terakhir, baik diajang Premier league maupun Champions League. Chelsea saat ini lebih mengandalkan kreatifitas di lini tengah dengan cara menumpuk pemain tengah yang memiliki kecepatan dan skill tinggi agar mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan dari berbagai sektor, baik sayap maupun tengah.

Setidaknya ada 11 pemain yang dapat bergiliran mengisi sektor tengah The Blues.

Mata, Hazard dan Oscar kini tak perlu khawatir jika ketiganya absen dalam laga-laga penting, karena dibelakangnya sudah ada pemain yang mem back up dan kualitasnya pun tak jauh mumpuni dengan kualitas yang dimiliki trio mazacar.



Disana ada Kevin De Bruyne, Willian Borjes dan Andre Schurrle, yang dapat bergantian mengisi sektor tengah Chelsea guna memberikan asupan bola yang cukup bagi para eksekutor yang berada didepannya.

Selain mengandalkan kreatifitas lini tengah, kini The Blues juga lebih variatif dalam menyerang, dengan stok pemain yang melimpah, formasi yang diterapkan mourinho tentunya akan menjadi faktor menentukan suksesnya The Blues musim ini.

Hal itu pula didukung dengan adanya lokomotif tua kaya pengalaman yang ada dalam diri Frank Lampard, selain sebagai wakil kapten, Lampard juga sangat berperan terharap alur permainan Chelsea, ditemani oleh Ramires dan Obi Mikel. Sektor Holding Midfield The Blues kian kuat dan lebih tenang dalam mengatur serangan.

Belum lagi di bench masih ada nama Marco Van Ginkel dan Michael Essien yang perannya cukup lugas dalam menghalau serangan lawan yang dapat dijadikan super sub atau sebagai langkah alternatif jika suatu saat sistem rotasi telah berlaku.

Dilini depan juga tak kalah menarik, kedatangan Samuel Eto’o menjelang dead line transfer musim panas lalu tentunya memberikan efek positif bagi lini depan The Blues yang masih labil dalam produktivitas gol.

Bila formasi yang dipasang 4-2-3-1 maka Torres dan Ba harus rela duduk di bench menanti giliran bermain, kecuali The Blues mulai tertekan atau dalam kondisi tertinggal, bisa saja formasi itu berubah menjadi 4-4-2 atau 4-3-3 dengan menurunkan 3 striker sekaligus, namun situasi itu sepertinya akan terjadi disaat-saat tertentu saja, seperti dead lock atau dalam situasi tertinggal.

Faktor kunci lainnya terletak pada sektor pertahanan, pengalaman John Terry, Blanislav Ivanovic dan Ashley Cole tentunya sangat dapat membantu proses metamorfosis David Luiz, Azpilicueta, Gary Cahill dan Ryan Bertrand yang semakin hari performanya terus menunjukan peningkatan.


Di sektor penjaga gawang Petr Cech masih belum tergantikan, walau Mark Schwarzer lebih tua dari Cech dari segi usia, tapi jam terbang dan pengalaman tampil di berbagai partai krusial, jelas Petr Cech lebih unggul dari Schwarzer.


Dari ulasan diatas menunjukan bahwa kedalaman skuad The Blues cukup mumpuni, bahkan membelah tim menjadi 2 pun bisa, ditambah lagi dengan proses peremajaan skuad yang terus berkesinambungan, membuat pelatih lebih leluasa menerapkan skema permainan tim.



Karena sejatinya pemain muda lebih mudah di atur dibanding dengan pemain tua yang sudah memiliki karakter yang mayoritas butuh waktu yang cukup untuk larut dalam permainan tim yang baru.

Meski transfer musim ini Chelsea masih mendatangkan pemain diatas 30 tahun, akan tetapi hal itu tak lain sebagai proses pertukaran pengalaman agar pemain muda dapat tampil lebih matang dibawah pengawasan para pemain senior.

Untuk ke depannya Mourinho memiliki harapan agar pemain akademi Chelsea terkhusus warga pribumi Inggris agar mampu berkembang dengan baik dan berkontribusi untuk klub dan timnas, layaknya La Masia milik Barcelona yang selalu mengorbitkan bibit-bibit pemain potensial disetiap tahunnya.

Berbicara skuad cukuplah sampai disitu, mari kita tunggu aksi Mourinho di musim keempatnya bersama The Blues. Liga baru saja bergulir dan telah memainkan beberapa laga, namun itu belumlah cukup untuk menggambarkan kondisi diakhir musim, semuanya masih dapat berubah-ubah. Berbicara gelar !! tanyakan saja pada waktu !! biarlah waktu yang menjawab semuanya ??  

_WELCOME BACK HOME THE HAPPY ONE _



Kamis, 19 September 2013

TORRES KING of FINAL

Kau adalah bagian dari hidupku. kau ada disaat ku membutuhkamu. Asyik dah. udah kaya lirik lagu aja. Emang bener sih bro. coba cek aja trade record Torres di ajang Final diberbagai ajang. Dari mulai final EURO ampe Europa league dia gak pernah absen cetak gol di laga puncak. Kalo gak cetak gol minimal dia jadi orang yang ikut berkontribusi atas terciptanya gol untuk rekannya.


Dia sering mencetak gol disaat-saat krusial dan menentukan dan itu REAL adanya, bukan SCAM J. Emang sih, semenjak dia pindah ke Chelsea, torehan gol nya gak semoncer waktu di Liverpool, tapi kalo ditanya masalah trofi tentunya dia lebih bahagia bersama The Blues.

Inget momen ini gak !! ketika itu namanya langsung melejit lewat selebrasi fenomenal ini ...


Gol tunggalnya berhasil mengantarkan La Furia Roja menjadi jawara Eropa 2008. Solo run nya tak mampu dihadang Philip Lahm dan dengan sontekan maut nya mampu mengecoh Jens Lehmann. GOOOLLLL

2 tahun berikutnya, tepatnya di babak final PD Afsel 2010, dia gak cetak gol tapi dia turut ikut andil atas gol Andreas Iniesta. Tiki-taka Spanyol melibatkan Torres pada gol krusial itu. Dan inilah hasilnya !! Trofi Piala Dunia pertama dalam sejarah timnas berhasil direbut pasukan Matador dari genggaman Gli Azzuri yang kala itu masih berpredikat juara bertahan.



Hidup memang tak selamanya indah, hal itu juga yang pernah di alami El Nino. Januari 2011 Liverpool melepas Torres dengan banderol fantastis 50 Juta Pounds ke tim rival Chelsea FC. Tapi sangat disayangkan semenjak hijrah ke Chelsea dia tak kunjung menemukan ketajamannya. Wal hasil musim pertamanya bersama The Blues, tepatnya tahun 2010/2011. Torres dan Chelsea sama-sama kurang beruntung. Torres seret gol , chelsea juga terpaksa melewati musim tanpa gelar kala itu.   


Namun sesuatu yang luar biasa terjadi di musim berikutnya, di tahun 2011/2012 Torres bisa merasakan nikmatnya menggenggam si kuping besar ( Trofi Champions League ) bersama The Blues untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, yang kala itu Chelsea berhasil meraih double winner dengan memenangi 2 gelar bergengsi Champions League dan FA cup.


Memang dalam laga ini Torres tak mencetak gol, tapi upayanya untuk mengirim umpan kepada Drogba berhasil dihadang oleh Contenco yang berbuah corner pertama dan satu-satunya corner bagi The Blues dalam laga final ini. Skema corner inilah yang menjadi titik tolak chelsea meruntuhkan dominasi Bayern Munich di Allianz Arena.

Berkat gol the legend Drogba. Semangat Chelsea kian berkobar-kobar, sementara disisi lain dikubu The Bavarian gol ini menjadi pukulan telak bagi mereka, karena berkat gol ini lah semangat tim langsung down dan ekspresi itu tampak nyata dari gagalnya penalti Arjen Robben di babak injury time, dan disempurnakan oleh kegagalan Olic dan Schewi dalam mengeksekusi penalti di babak tos-tosan.

  
Predikat King of final belum berhenti sampai disitu, di final EURO 2012 Poland-Ukraine , Torres ikut menyumbang 1 gol dan 1 assist untuk kemenangan timnas Spanyol yang kala itu pasukan La Furia Roja berhasil mencukur habis Gli Azzuri dengan skor telak 4 gol tanpa balas di laga puncak.


Torres didapuk sebagai TopSkor UERO 2012 dengan koleksi 3 gol dan 1 assist dengan menit bermain lebih sedikit dari para pesaingnya. Efektivitas waktu bermain dan rata-rata menit/gol yang dijadikan acuan dalam perebutan gelar topskor ini.

Community Shield 2012 lawan Manchester City dia juga pernah menciptakan gol dilaga itu, walau akhirnya Chelsea harus tunduk 2-3 dari The Ciziten.

Dimusim berikutnya, kembali Torres buat sensasi. Gol nya ke gawang Benfica di final Europa league 2013 mempertegas namanya sebagai King of Final, meski bukan gol penentu, golnya sangat membantu The Blues untuk memenangi titel back to back UEFA trofi , yang kala itu The Blues berhasil menyingkirkan Benfica dari perburuan gelar Europe league dengan skor tipis 2-1.

Dan seperti biasa !! selebrasi khas nya kembali populer ( ala pengeran bertopeng dalam komik shincan ) ...




Dan yang terbaru, adalah golnya melawan Bayern Munich di ajang Super Eropa Cup . meski akhirnya The Blues kalah dalam babak tos-tosan. Gol ini setidaknya kembali mengingatkan kepada kita, bahwa Torres belum habis !! TORRES IS ALL IN.



Ke depan tentunya masih banyak lagi partai-partai final menanti, baik bersama The Blues maupun timnas Spanyol. Dengan usianya kini yang masih 28 tahun. Masih banyak rekor-rekor baru yang dapat dia pecahkan.

Gol nya di partai puncak Champions League, Piala Dunia, FA cup, Capital one dan momen krusial di pentas Premier League masih layak dinanti. So ... What next Torres ??  
:)
:)
:)
:)
:)

Salam dari si raja final ( Fernando Torres )