Jumat, 20 September 2013

CLBK ala THE HAPPY ONE

Seperti sebuah kisah dalam film romantis, cinta lama bersemi kembali. Setelah sekian lama pergi, kini Mourinho datang dengan semangat baru dan harapan baru bagi tim yang telah melambungkan namanya. Mungkin perjalanan akan kisah nyata ini bisa juga diangkat ke layar lebar, tentunya dengan sedikit editan dengan tetap menjaga kemurnian cerita !! Hee ... Just Joke


Sedikit Flashback tentang perjalanan Mou dari pergi hingga datang lagi ke Chelsea, kisah diawali tahun 2004 yang merupakan tahunnya Mourinho di pentas Premier League. Saat itu ia mampu mengantarkan Chelsea menjadi kampiun BPL setelah 53 tahun publik Stamford Bridge bersabar menanti gelar ini. Sekaligus mematahkan dominasi Arsenal dan MU yang kala itu silih berganti menguasai urutan teratas klasemen.

Kisah romantis itu berlanjut pada trofi kedua ditahun berikutnya, dan ditambah lagi dengan dereten gelar lain yang membuat The Blues kala itu berubah dari tim medioker menjadi tim superior di bawah kendali The Special One.



Sayang, kisah itu harus kandas di tahun 2007, tepatnya di musim ketiganya bersama The Blues. Tropi Champions lah yang menjadi alasan logis terdepaknya Special one dari Stamford Bridge, karena tak kunjung memberikan gelar yang diinginkan juragan Abramovich, Mou pun harus rela angkat kaki dengan meninggalkan segenap PR besar yang belum terselesaikan.

Namanya juga Special one, keberadaannya dimanapun pasti akan selalu dinanti. Trebble Winner yang diraihnya bersama Internazionale Milan tahun 2010 merupakan bukti nyata, bahwa karirnya sebagai pelatih profesional belumlah habis, karena hasrat nya untuk menang dan terus menang masih sama seperti dulu, masih kuat, masih lapar dan masih punya daya tarik.

Bukan hanya Porto, Chelsea dan Inter yang dapat merasakan servis-nya, Real Madrid pun turut merasakan tangan dingin The Only One. Tropi La Liga dan Copa del Rey mampu dipersembahkan, namun diakhir riwayatnya bersama los blancos dia memiliki kesamaan dan sedikit perbedaan seperti kasusnya dulu bersama Chelsea yakni gagal mempersembahkan Tropi Champions League.

Namun yang sedikit berbeda adalah cara ia meninggalkan klub, di Chelsea ia hengkang tanpa ada cekcok dengan pemain, hanya dengan bagian direksi klub yang tak sependapat dengan-Nya, tapi di Madrid dia juga sempat bersitegang dengan beberapa pemain yang dirasa olehnya kurang berkontribusi terhadap klub dan bermain kurang maksimal dalam beberapa laga terakhir. Dan akhirnya Mou pun angkat kaki dengan diiringi berita miring terkait kepergiannya itu.    

Namun itu hanya masa lalu, kini Mourinho telah pulang ke tempat dimana ia dicintai dan dihormati. Chelsea adalah sebaik-baik tempat kembali bagi Mourinho. Karena hanya ada nama Mourinho dan Di Matteo yang ada dalam pikiran fans The Blues.



Bahkan sebelum Mourinho datang kembali ke Chelsea, slogan dan poster tentang diri-nya telah ramai di pasang diberbagai penjuru stadion dan namanya selalu berkumandang disetiap laga Chelsea di Stamford bridge.



Well. Dengan semangat baru, amunisi baru dan tantangan baru. Mourinho dihadapkan pada situasi baru yang menuntut pada formasi baru, permainan yang menghibur dan tentunya sederet kemenangan dan gelar prestisius sesuai dengan harapan publik Stamford Bridge.



Melihat formasi yang diturunkan Jose Mourinho dalam beberapa laga terakhir, baik diajang Premier league maupun Champions League. Chelsea saat ini lebih mengandalkan kreatifitas di lini tengah dengan cara menumpuk pemain tengah yang memiliki kecepatan dan skill tinggi agar mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan dari berbagai sektor, baik sayap maupun tengah.

Setidaknya ada 11 pemain yang dapat bergiliran mengisi sektor tengah The Blues.

Mata, Hazard dan Oscar kini tak perlu khawatir jika ketiganya absen dalam laga-laga penting, karena dibelakangnya sudah ada pemain yang mem back up dan kualitasnya pun tak jauh mumpuni dengan kualitas yang dimiliki trio mazacar.



Disana ada Kevin De Bruyne, Willian Borjes dan Andre Schurrle, yang dapat bergantian mengisi sektor tengah Chelsea guna memberikan asupan bola yang cukup bagi para eksekutor yang berada didepannya.

Selain mengandalkan kreatifitas lini tengah, kini The Blues juga lebih variatif dalam menyerang, dengan stok pemain yang melimpah, formasi yang diterapkan mourinho tentunya akan menjadi faktor menentukan suksesnya The Blues musim ini.

Hal itu pula didukung dengan adanya lokomotif tua kaya pengalaman yang ada dalam diri Frank Lampard, selain sebagai wakil kapten, Lampard juga sangat berperan terharap alur permainan Chelsea, ditemani oleh Ramires dan Obi Mikel. Sektor Holding Midfield The Blues kian kuat dan lebih tenang dalam mengatur serangan.

Belum lagi di bench masih ada nama Marco Van Ginkel dan Michael Essien yang perannya cukup lugas dalam menghalau serangan lawan yang dapat dijadikan super sub atau sebagai langkah alternatif jika suatu saat sistem rotasi telah berlaku.

Dilini depan juga tak kalah menarik, kedatangan Samuel Eto’o menjelang dead line transfer musim panas lalu tentunya memberikan efek positif bagi lini depan The Blues yang masih labil dalam produktivitas gol.

Bila formasi yang dipasang 4-2-3-1 maka Torres dan Ba harus rela duduk di bench menanti giliran bermain, kecuali The Blues mulai tertekan atau dalam kondisi tertinggal, bisa saja formasi itu berubah menjadi 4-4-2 atau 4-3-3 dengan menurunkan 3 striker sekaligus, namun situasi itu sepertinya akan terjadi disaat-saat tertentu saja, seperti dead lock atau dalam situasi tertinggal.

Faktor kunci lainnya terletak pada sektor pertahanan, pengalaman John Terry, Blanislav Ivanovic dan Ashley Cole tentunya sangat dapat membantu proses metamorfosis David Luiz, Azpilicueta, Gary Cahill dan Ryan Bertrand yang semakin hari performanya terus menunjukan peningkatan.


Di sektor penjaga gawang Petr Cech masih belum tergantikan, walau Mark Schwarzer lebih tua dari Cech dari segi usia, tapi jam terbang dan pengalaman tampil di berbagai partai krusial, jelas Petr Cech lebih unggul dari Schwarzer.


Dari ulasan diatas menunjukan bahwa kedalaman skuad The Blues cukup mumpuni, bahkan membelah tim menjadi 2 pun bisa, ditambah lagi dengan proses peremajaan skuad yang terus berkesinambungan, membuat pelatih lebih leluasa menerapkan skema permainan tim.



Karena sejatinya pemain muda lebih mudah di atur dibanding dengan pemain tua yang sudah memiliki karakter yang mayoritas butuh waktu yang cukup untuk larut dalam permainan tim yang baru.

Meski transfer musim ini Chelsea masih mendatangkan pemain diatas 30 tahun, akan tetapi hal itu tak lain sebagai proses pertukaran pengalaman agar pemain muda dapat tampil lebih matang dibawah pengawasan para pemain senior.

Untuk ke depannya Mourinho memiliki harapan agar pemain akademi Chelsea terkhusus warga pribumi Inggris agar mampu berkembang dengan baik dan berkontribusi untuk klub dan timnas, layaknya La Masia milik Barcelona yang selalu mengorbitkan bibit-bibit pemain potensial disetiap tahunnya.

Berbicara skuad cukuplah sampai disitu, mari kita tunggu aksi Mourinho di musim keempatnya bersama The Blues. Liga baru saja bergulir dan telah memainkan beberapa laga, namun itu belumlah cukup untuk menggambarkan kondisi diakhir musim, semuanya masih dapat berubah-ubah. Berbicara gelar !! tanyakan saja pada waktu !! biarlah waktu yang menjawab semuanya ??  

_WELCOME BACK HOME THE HAPPY ONE _



Tidak ada komentar:

Posting Komentar