Sedikit Flashback
tentang perjalanan Mou dari pergi hingga datang lagi ke Chelsea, kisah diawali
tahun 2004 yang merupakan tahunnya Mourinho di pentas Premier League. Saat itu
ia mampu mengantarkan Chelsea menjadi kampiun BPL setelah 53 tahun publik
Stamford Bridge bersabar menanti gelar ini. Sekaligus mematahkan dominasi
Arsenal dan MU yang kala itu silih berganti menguasai urutan teratas klasemen.
Kisah romantis itu
berlanjut pada trofi kedua ditahun berikutnya, dan ditambah lagi dengan dereten
gelar lain yang membuat The Blues kala itu berubah dari tim medioker menjadi
tim superior di bawah kendali The Special One.

Sayang, kisah itu
harus kandas di tahun 2007, tepatnya di musim ketiganya bersama The Blues. Tropi
Champions lah yang menjadi alasan logis terdepaknya Special one dari Stamford
Bridge, karena tak kunjung memberikan gelar yang diinginkan juragan Abramovich,
Mou pun harus rela angkat kaki dengan meninggalkan segenap PR besar yang belum
terselesaikan.
Namanya juga Special
one, keberadaannya dimanapun pasti akan selalu dinanti. Trebble Winner yang
diraihnya bersama Internazionale Milan tahun 2010 merupakan bukti nyata, bahwa
karirnya sebagai pelatih profesional belumlah habis, karena hasrat nya untuk
menang dan terus menang masih sama seperti dulu, masih kuat, masih lapar dan
masih punya daya tarik.
Bukan hanya Porto,
Chelsea dan Inter yang dapat merasakan servis-nya, Real Madrid pun turut
merasakan tangan dingin The Only One. Tropi La Liga dan Copa del Rey mampu
dipersembahkan, namun diakhir riwayatnya bersama los blancos dia memiliki kesamaan
dan sedikit perbedaan seperti kasusnya dulu bersama Chelsea yakni gagal
mempersembahkan Tropi Champions League.
Namun yang sedikit
berbeda adalah cara ia meninggalkan klub, di Chelsea ia hengkang tanpa ada
cekcok dengan pemain, hanya dengan bagian direksi klub yang tak sependapat
dengan-Nya, tapi di Madrid dia juga sempat bersitegang dengan beberapa pemain
yang dirasa olehnya kurang berkontribusi terhadap klub dan bermain kurang
maksimal dalam beberapa laga terakhir. Dan akhirnya Mou pun angkat kaki dengan
diiringi berita miring terkait kepergiannya itu.
Namun itu hanya masa
lalu, kini Mourinho telah pulang ke tempat dimana ia dicintai dan dihormati.
Chelsea adalah sebaik-baik tempat kembali bagi Mourinho. Karena hanya ada nama
Mourinho dan Di Matteo yang ada dalam pikiran fans The Blues.
.jpg)
Bahkan sebelum
Mourinho datang kembali ke Chelsea, slogan dan poster tentang diri-nya telah
ramai di pasang diberbagai penjuru stadion dan namanya selalu berkumandang
disetiap laga Chelsea di Stamford bridge.

Well. Dengan semangat
baru, amunisi baru dan tantangan baru. Mourinho dihadapkan pada situasi baru
yang menuntut pada formasi baru, permainan yang menghibur dan tentunya sederet
kemenangan dan gelar prestisius sesuai dengan harapan publik Stamford Bridge.

Melihat formasi yang
diturunkan Jose Mourinho dalam beberapa laga terakhir, baik diajang Premier
league maupun Champions League. Chelsea saat ini lebih mengandalkan kreatifitas
di lini tengah dengan cara menumpuk pemain tengah yang memiliki kecepatan dan
skill tinggi agar mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan dari berbagai sektor,
baik sayap maupun tengah.
Setidaknya ada 11
pemain yang dapat bergiliran mengisi sektor tengah The Blues.
Mata, Hazard dan Oscar
kini tak perlu khawatir jika ketiganya absen dalam laga-laga penting, karena
dibelakangnya sudah ada pemain yang mem back up dan kualitasnya pun tak jauh
mumpuni dengan kualitas yang dimiliki trio mazacar.

Disana ada Kevin De
Bruyne, Willian Borjes dan Andre Schurrle, yang dapat bergantian mengisi sektor
tengah Chelsea guna memberikan asupan bola yang cukup bagi para eksekutor yang
berada didepannya.
Selain mengandalkan
kreatifitas lini tengah, kini The Blues juga lebih variatif dalam menyerang,
dengan stok pemain yang melimpah, formasi yang diterapkan mourinho tentunya
akan menjadi faktor menentukan suksesnya The Blues musim ini.
Hal itu pula didukung
dengan adanya lokomotif tua kaya pengalaman yang ada dalam diri Frank Lampard,
selain sebagai wakil kapten, Lampard juga sangat berperan terharap alur permainan
Chelsea, ditemani oleh Ramires dan Obi Mikel. Sektor Holding Midfield The Blues
kian kuat dan lebih tenang dalam mengatur serangan.
Belum lagi di bench
masih ada nama Marco Van Ginkel dan Michael Essien yang perannya cukup lugas
dalam menghalau serangan lawan yang dapat dijadikan super sub atau sebagai
langkah alternatif jika suatu saat sistem rotasi telah berlaku.
Dilini depan juga tak
kalah menarik, kedatangan Samuel Eto’o menjelang dead line transfer musim panas
lalu tentunya memberikan efek positif bagi lini depan The Blues yang masih
labil dalam produktivitas gol.
Bila formasi yang
dipasang 4-2-3-1 maka Torres dan Ba harus rela duduk di bench menanti giliran
bermain, kecuali The Blues mulai tertekan atau dalam kondisi tertinggal, bisa
saja formasi itu berubah menjadi 4-4-2 atau 4-3-3 dengan menurunkan 3 striker
sekaligus, namun situasi itu sepertinya akan terjadi disaat-saat tertentu saja,
seperti dead lock atau dalam situasi tertinggal.
Faktor kunci lainnya
terletak pada sektor pertahanan, pengalaman John Terry, Blanislav Ivanovic dan
Ashley Cole tentunya sangat dapat membantu proses metamorfosis David Luiz,
Azpilicueta, Gary Cahill dan Ryan Bertrand yang semakin hari performanya terus menunjukan
peningkatan.
Di sektor penjaga gawang Petr Cech masih belum tergantikan, walau Mark Schwarzer lebih tua dari Cech dari segi usia, tapi jam terbang dan pengalaman tampil di berbagai partai krusial, jelas Petr Cech lebih unggul dari Schwarzer.
Dari ulasan diatas
menunjukan bahwa kedalaman skuad The Blues cukup mumpuni, bahkan membelah tim
menjadi 2 pun bisa, ditambah lagi dengan proses peremajaan skuad yang terus
berkesinambungan, membuat pelatih lebih leluasa menerapkan skema permainan tim.

Karena sejatinya
pemain muda lebih mudah di atur dibanding dengan pemain tua yang sudah memiliki
karakter yang mayoritas butuh waktu yang cukup untuk larut dalam permainan tim
yang baru.
Meski transfer musim
ini Chelsea masih mendatangkan pemain diatas 30 tahun, akan tetapi hal itu tak
lain sebagai proses pertukaran pengalaman agar pemain muda dapat tampil lebih
matang dibawah pengawasan para pemain senior.
Untuk ke depannya
Mourinho memiliki harapan agar pemain akademi Chelsea terkhusus warga pribumi
Inggris agar mampu berkembang dengan baik dan berkontribusi untuk klub dan
timnas, layaknya La Masia milik Barcelona yang selalu mengorbitkan bibit-bibit
pemain potensial disetiap tahunnya.
Berbicara skuad
cukuplah sampai disitu, mari kita tunggu aksi Mourinho di musim keempatnya
bersama The Blues. Liga baru saja bergulir dan telah memainkan beberapa laga,
namun itu belumlah cukup untuk menggambarkan kondisi diakhir musim, semuanya
masih dapat berubah-ubah. Berbicara gelar !! tanyakan saja pada waktu !!
biarlah waktu yang menjawab semuanya ??
_WELCOME BACK HOME THE
HAPPY ONE _
Tidak ada komentar:
Posting Komentar