Jumat, 27 September 2013

CORAT-CORET TENTANG SERUNYA PREMIER LEAGUE SAMPAI MIMPI DJOKO DRIYONO YANG MENEMBUS BATAS



Kita semua pasti sudah tau kalo sepakbola pasti ada menang ada kalah atau mungkin imbang, entah itu tim elit, medioker atau underdog situasi macam itu pasti rutin dialami disetiap pertandingan, jadi untuk masalah ini, saya rasa sudah lumrah di dunia sepakbola, dan mayoritas orang memahami akan hal tersebut.

Namun semua itu akan menjadi luar biasa apabila setiap pertandingan menjadi sulit diprediksi. Bukan hanya laga Big Match namun di laga-laga biasa seperti kata andalan komentator mah seperti laga DAVID vs GOLIATH, masih saja ada hasil yang unpredictable.

Kalo kata alasan orang bijak bilang mah “karena BOLA itu bundar”, kalimat yang seharusnya tak mesti diucapkan karena kita juga semua tau kalo bola itu bundar, namun dibalik kata itu tersirat makna yang dalam tentang arti sepakbola yang sesungguhnya.

Bukan hanya didunia nyata, tapi perputaran hidup atau rules of life layaknya sebuah bola yang selalu berputar juga berlaku dalam dunia sepakbola. Jadi yang diatas gak boleh sombong, yang dibawah juga gak boleh putus asa, semuanya sudah dapat giliran masing-masing, dan sebaik-baik tim adalah yang siap menerima dua kemungkinan itu.

Maaf kalo kata pengantarnya terlalu banyak, maklum yang nulis biasa buat makalah. Hhe J

To The Poin aja, yang saya maksud diatas adalah tentang serunya kompetisi di Premier League. Kenapa harus Premier League ??

Karena menurut saya Premier League memiliki daya tarik tersendiri dibanding liga-liga lain di Eropa dan tentu saja nilai Value nya lebih tinggi dari yang lain, namun bukan berarti saya merendahkan liga lain, sama sekali tidak, namun untuk sekarang memang kita harus akui bersama kalo Premier League lah yang terbaik untuk urusan liga.


Buktinya nonton aja kita harus pake tv berbayar atau gak streamingan, berarti rating premier league sekarang lagi bagus-bagusnya, dan tentunya tarif hak siarnya pun lebih mahal dari liga-liga yang lain.

Terlepas dari semua itu, memang ada catatan-catatan menarik akhir-akhir ini tentang Premier League, yang tentu saja catatan ini tak terjadi tahun ini saja, namun ditahun sebelumya pun hal serupa sering terjadi dan menghantui tim-tim elit.

Seperti contoh kasus yang dialami oleh tim sehebat Manchester City yang tanpa disangka bisa dikalahkan tim sekelas Cardiff yang notabenenya tim promosi, begitu juga minggu lalu catatan impresif Liverpool di 3 laga awal tak membuat Southampton gentar, bahkan Paul Lambert dkk bisa menundukan The Anfield Gank di hadapan pendukungnya sendiri dengan skor tipis 0-1.

Arsenal juga demikian, tim ini mengawali musim dengan start buruk kala diremukan Aston Villa di Emirates Stadium. Chelsea juga kalah tipis oleh Everton, MU pun demikian. Berarti semua tim elit di Premier League sudah pernah merasakan kekalahan di awal musim ini.

Memang bukan perkara mudah bagi semua tim yang bertarung dikompetisi ini. Apalagi sekarang istilah Big Four sudah tak lagi berlaku, karena semua tim memiliki kesempatan yang sama untuk mengisi posisi tersebut.

Revolusi Chelsea tahun 2002 Era Abramovich berhasil ditiru oleh The Citizen dengan armada megah milik Sheikh Mansour, begitu pula dengan Regenerasi MU dan Arsenal yang perlahan mulai ditiru oleh sebagian kontestan Premier League lainnya.

Jangan lupa pula dengan kebangkitan Liverpool, Tottenham dan Everton dengan armada barunya musim ini, yang tentunya membuat musim ini semakin menarik dan kompetitif.

Bahkan Djoko Driyono selaku ketua umum PT.Liga Indonesia memiliki mimpi agar suatu saat kelak Liga di Indonesia dapat seperti Premier League yang memiliki kelas tersendiri, lebih kompetitif dan memiliki nilai value yang tinggi.


Kita semua para pecinta sepakbola tanah air tentunya sangat menyambut positif wacana tersebut. Karena siapa sih yang gak mau liat persepakbolaan indonesia berkembang dan maju layaknya BPL ??

Pertanyaannya sekarang adalah !! Kapan itu semua dapat terwujud ?? melihat kondisi sepakbola kita sekarang yang seperti ini (masih berantakan). Mimpi pak Djoko Driyono bagaikan sebuah lelucon, penerawangannya bisa dikatakan kelewatan atau menembus batas. dibutuhkan alat semacam lorong waktu untuk menebak pertanyaan itu.

Mesin itu harus diputar setidaknya ½ abad lebih cepat dari saat ini, dan disana kita dapat melihat klub-klub di tanah air memiliki stadion-stadion yang megah seperti New Wembley, dapat kita lihat juga ada sepasang kakek nenek yang sedang berjalan menuju Stadion dengan senyum sumringahnya melihat tim kebanggaannya berlaga tanpa takut adanya lemparan batu, petasan dan lain sebagainya.

Dapat dilihat pula para supporter yang semakin dewasa dan kreatif, permainan yang berkelas dari para aktor lapangan hijau dan liga yang semakin kompetitif dan maju. Mungkin itulah gambaran dalam lorong waktu itu.

Tapi sayang itu hanya sebatas angan-angan dan hanya ada dalam ilusi saya. Karena pada kenyataannya tak semudah seperti yang dibayangkan.

Terlebih meniru Premier League bukanlah perkara mudah, perlu komitmen dan dukungan dari berbagai elemen. Gaji pemain yang menunggak, stadion yang jauh dari standar FIFA, kerusuhan suporter yang semakin menjadi-jadi, ditambah lagi kisruh internal pengurus PSSI yang belum sepenuhnya tuntas. dan masih banyak lagi.

Merupakan potret buram persepakbolaan tanah air saat ini, yang harus segera di ubah oleh pihak yang terlibat didalamnya, termasuk kita yang masuk dalam kategori pendukung. 


Sejenak kita boleh berbangga atas pencapaian junior kita diajang AFF under 19, namun itu semua belumlah usai, the real Timnas senior kita belum mendapat apa-apa di ajang ini. Padahal Indonesia sudah 4 kali masuk Final. IRONIS.

Semoga apa yang didapat Evan Dimas dkk tempo hari yang lalu dapat melecut semangat pasukan Garuda lainnya, baik di level Junior maupun Senior agar dapat kembali mengharumkan nama bangsa, dilevel asia bahkan dunia.

Dengan semangat dan tekad yang kuat saya yakin mimpi pak Djoko Driyono suatu saat pasti dapat terwujud, entah itu terwujud ketika ia masih hidup atau sudah wafat, yang terpenting adalah usaha nya saat ini dalam memajukan liga di indonesia patut di berikan apresiasi.

Walau Timnas senior masih labil kemenangan dan prestasi, yang penting jangan sampai dikudeta malaysia lagi. Karena akan menghancurkan harmonisasi yang telah ada. Hhe J vicky quote copyright.

Sebagai penutup, saya kembali mengingatkan kepada anda semua pecinta sepakbola tanah air. Jangan berhenti bermimpi, teruslah bermimpi sampai mimpi itu menjadi nyata. Jangan sampai nyata di alam mimpi, tapi tak nyata di alam nyata, yang terpenting adalah kenyataan di alam mimpi harus menjadi nyata pula di alam nyata.

Good Luck untuk pak DJOKO teruskan lagi mimpi nya pak. maju terus Sepakbola tanah air. BRAVO TIMNAS . salam esceteve (khas JEREMY TETY ) hhe J


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar