Kebetulan hari itu pelajaran Bahasa Indonesia, kami mendapat tugas
untuk mengerjakan soal dalam buku paket mulai dari hal 30 s/d 33 . dalam soal
itu ada cerita menarik, yang dulunya saya yakini itu hanya sekedar cerita
buatan manusia.
Cerita pendek tentang “Cerita liburan Budi di
Sukamakmur” kira-kira seperti itu judul cerpennya. Berisi tentang liburan Budi yang menyenangkan dirumah
pamannya di sukamakmur, mulai dari membantu paman berternak, bercocok tanam,
bermain lumpur bersama dengan kerbau-kerbau milik paman. Pokoknya ending
ceritanya Budi sangat senang dengan liburannya kali ini, dan suatu saat ingin
kembali lagi kesana (Sukamakmur).
***
Selepas perayaan tahun baru 2015, saya
berencana kembali merantau untuk bekerja, karena jatah libur yang diberikan
perusahaan hanya 5 hari, jadi selama liburan. saya harus pergunakan waktu
liburan itu dengan baik, agar liburan kali ini benar-benar optimal dan menyenangkan.
Pukul 20.00 Wib. Ada pesan masuk di hp saya,
berisi tentang ajakan bermain ke rumah teman, yang memang sejak lama saya sudah
berjanji akan main kerumahnya bila ada waktu luang. “ Sukamakmur” nama
tempatnya. Dengan cepat memori mengantarkan saya pada cerita tentang “Cerita liburan
Budi di Sukamakmur” yang keberadaan tempatnya masih menjadi misteri dalam benak
saya.
Awalnya saya kira tempat-tempat seperti
Sukamakmur, Sukamiskin dan Suka suka lainnya itu hanya ada dalam imajinasi masa
kecil saya yang pernah saya dengar dan baca ceritanya dalam bentuk cerpen,
dongeng dan sejenisnya. Namun nyatanya perkiraan saya salah, tempat itu
benar-benar ada didunia nyata.
Rasa penasaran itu terus mengusik hati saya
untuk mengetahui lebih jauh, tentang keberadaan tempat liburan Budi yang pernah
saya baca cerpennya sewaktu kecil.
Dengan waktu liburan yang semakin mepet,
akhirnya saya memberanikan diri untuk datang kesana, pertama, untuk mengetahui
tempat liburan Budi, yang kedua tentunya untuk bersilaturahmi dengan teman
lama.
Setelah berkali-kali naik kendaraan umum,
akhirnya sampailah saya di Citeureup. Salah satu akses jalan menuju kesana. Saya
sempatkan waktu sebentar untuk singgah di sebuah warung kecil dipinggiran jalan
untuk membeli makanan dan minuman, sambil istirahat sejenak melepas lelah.
Tak lama kemudian, ada seorang tukang ojek
dengan rompi hijau datang menghampiri saya menawarkan jasanya mengantarkan saya
ketempat tujuan saya ( sukamakmur ) , saya tak punya banyak waktu, kebetulan
hari juga sudah mulai mendung, sempat kami berdiskusi soal tarif, namun itu tak
berlangsung lama, kami langsung tancap gas menuju tkp.
Selama di perjalanan, saya mencoba
bertanya-tanya kepada si tukang ojek tentang kronologis tempat yang akan saya
kunjungi, menurutnya Sukamakmur bukanlah tempat wisata, melainkan kecamatan biasa
dikabupaten Bogor, yang kebetulan akses jalannya sering dipakai untuk menjadi
jalan alternatif bagi para pelancong dari arah Jakarta menuju Puncak, begitupun
sebaliknya.
Banyak hal yang diceritakan tukang ojek bernama
Ade ini. Saya memanggilnya kang Ade. Sampai obrolan kami benar-benar terhenti
ketika hujan mulai turun, dan kami memutuskan untuk singgah sebentar disalah
satu warung dipinggir jalan, sama halnya dengan kami, banyak juga pengendara
lain yang numpang berteduh diwarung itu.
Sambil menunggu hujan reda, kami sempatkan
waktu untuk ngopi bareng, tentunya sambil ngobrol-ngobrol melanjutkan
perbicaraan kami yang sempat terputus tadi, kang Ade menceritakan tentang
pengalamannya selama 5 tahun menjadi tukang ojek, suka duka dan pengalaman menarik
lainnya, ia coba sampaikan dengan logat sunda yang khas ditambah dengan sedikit
guyonan atau bodor sunda menambah kehangatan suasana kala itu, setelah 20 menit
kami asik ngobrol-ngobrol dan nampaknya hujanpun mulai reda, kami melanjutkan
perjalanan.
1 jam kemudian. Sampailah saya ditempat tujuan,
sebelumnya, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada kang Ade yang telah
mengantarkan saya ke Sukamakmur. sekaligus menjadi teman ngobrol yang asyik
selama diperjalanan.
***
Sebelumnya saya tak pernah mengira bisa sampai
ke Sukamakmur, sejak dulu, teman saya selalu mengajak saya untuk berkunjung
tetapi saya selalu menolak. Penyesalan itu baru terasa sekarang setelah
benar-benar tahu tempat nya.
Sukamakmur yang dulu hanya ada dalam cerita
Budi, kini ada dalam buku cerita hidup saya. Udaranya yang sejuk, Lingkungannya
yang asri, ditambah lagi dengan Suasananya yang tenang damai khas pedesaan
membuat saya merasa nyaman berada disini.
Tak banyak hal yang dilakukan oleh saya selama
berada disana, melainkan hanya menikmati pemandangan alam sekitar, yang kadang
tertutup kabut tipis. Sambil menikmati secangkir kopi panas ditemani dengan
obrolan ringan bersama kawan lama merupakan pengalaman menarik yang saya
dapatkan selama berlibur disana.
Hujan membuat saya kesulitan untuk mengeksplore
lebih jauh tentang tempat ini, namun sejauh pengalaman saya selama dua hari
berada disana, tempatnya sangat cocok untuk kalian yang butuh tempat untuk
istirahat menenangkan diri sejenak dari kesibukan dunia.
Meski pada akhirnya saya tak menemukan Budi dan
Pamannya di Sukamakmur seperti yang ada dalam cerpen, setidaknya saya dapat
mengetahui yang sebenarnya, bahwa Budi dulu tidak berbohong tentang cerita
liburannya yang menyenangkan di Sukamakmur.
Crita kamu keren...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus