Sebelum kejadian, malam itu aku sempat membaca sebuah artikel di blog berisi tentang quote's para penulis
terkenal tanah air, salah satunya tulisan Pramoedya Ananta Toer , beliau pernah
berpesan “Jangan pikirkan kekalahan, pikirkan dulu perlawanan sebaik mungkin,
sehormat mungkin”
Entah apa yang ada dalam pikiranku malam itu, mungkin sama dengan
apa yang dipikirkan Lauren Blanc, mungkin kita memiliki sebuah chemistry yang
rumit untuk dijelaskan, entah darimana Blanc tahu tentang susunan kata-kata
itu, aku tak sepenuhnya yakin ia membaca artikel yang sama denganku malam itu,
mungkin tuhan memberikan pencerahan dalam bentuk lain kepada blanc yang sedang
aku pikirkan dalam bentuk apa itu.
Memang pada awalnya quotes ini tak berarti apa-apa, baik untukku
maupun Laurent Blanc, kalianpun pasti bertanya-tanya hubungan antara quotes ini,
aku dan Blanc. Aku pun sebenarnya rumit untuk menjelaskannya, tapi aku ingin
mencoba, sampai titik terang itu muncul setelah Ibrahimovic diusir keluar oleh wasit
setelah dianggap melakukan tekel horor terhadap Oscar, semua pemain Chelsea
berbaris dibelakang wasit menuntut keadilan dari sang pengadil, kecuali Oscar
yang sedang guling-guling dan Courtois yang sedang asik melamun dibawah mistar
gawang.
Menurutku ini bukan salah mereka (pemain chelsea) yang bersikap provokatif, toh tim lainpun pernah melakukan hal yang sama disituasi yang sama, bukan pula salah Oscar, dan bukan pula salah Ibra si anak bengal itu, tak ada yang salah dengan kejadian itu, semua merupakan bagian dari skenario tuhan yang masih saya pikirkan juga kelanjutannya.
-----
Setelah Ibra diusir, praktis PSG hanya mengandalkan Cavani dilini
depan, Cavani memang sendirian, tapi Cavani bukanlah seorang jomblo kesepian,
jadi tak perlu kalian kasihani. Lagi pula masih ada rekan-rekannya dibelakang
yang sering membantu. Motta, Matuidi, Verrati selalu bergantian memberikan
suport kepadanya, agar Cavani lebih dekat dan lebih berani lagi menembak (gawang)
yang dikawal Courtois.
Namun Cavani tak cukup berani melawan hadangan para senter bek
Chelsea. Upayanya mendekati Courtois selalu di halang-halangi oleh Terry dan
Cahill. bahkan sebelum bertemu dengan duo bek tangguh itu, Cavani rela
bertempur dengan monster yang bernama Matic. Semua ia lakukan demi nama baik
keluarga besarnya (PSG) yang pernah dipermalukan ditempat yang sama tahun lalu.
Namun Chelsea tak tinggal diam, tahu mahkotanya selalu digoda,
Chelsea lantas membuat perhitungan, dengan memberikan pelajaran kepada PSG,
bahwa satu tembakan seorang bek tengah mampu menghasilkan rasa sakit yang luar
biasa. Kemudian diutuslah Gary Cahill sebagai eksekutor, dan berhasil, 1-0
untuk Chelsea.
Tak lama berselang PSG yang sedang kesakitan mulai bereaksi, mereka
menyiapkan strategi balas dendam yang jauh lebih sakit dari apa yang ia rasakan
saat ini. PSG kemudian memberikan pelajaran kepada Chelsea, bahwa tandukan
seorang mantan mampu menghasilkan rasa yang amat sakit, bahkan sakit itu akan
tetap membekas sampai kapanpun. Kemudian diutuslah sang mantan David Luiz lengkap
dengan selebrasinya, dan berhasil, kedudukan sama kuat 1-1
Pertarungan pun berlanjut , PSG kali ini berada diatas angin setelah
serangan balasan yang mereka lakukan sebelumnya mampu membuat mental para pasukan
biru luluh lantah, namun kini saatnya Chelsea membalas, siasat pun diatur
sedemikian rupa dengan Hazard sebagai aktor utamanya, dan akhirnya akal bulus
Hazard mampu mengelabui Sigiru dan membuat muka sang kapten Thiago Silva merah
sejadi-jadinya, bukan marah, namun malu bukan kepalang, 2-1 untuk keunggulan Chelsea
Sadar dirinya dipermalukan, Silva membuat perhitungan khusus kepada
Chelsea, sekaligus memberikan pelajaran terakhir kepada Mourinho dan anak
buahnya bahwa tangis haru 10 orang pemain diatas lapangan mampu membuat mereka
hancur sehancur-hancurnya dan meninggalkan rasa sakit sesakit-sakitnya.
Kemudian ancaman tersebut dia buktikan sendiri
didepan mata kepala Mourinho dan anak buahnya, tandukannya mampu membungkam
seisi penuh publik Stamford Bridge. pecahlah tangis haru 10 orang pemain ditengah
lapangan itu. Kedudukan sama kuat 2-2 , tak ada lagi serangan balasan dari kubu
Chelsea, tak ada pula permainan, semuanya berakhir sampai disini, namun PSG
lebih diuntungkan dengan kondisi ini karena mereka unggul jumlah gol away.
Setelah pertempuran sebelumnya di Parc de Prince kedua kubu bermain imbang 1-1.
-----
Selepas turun minum Laurent Blanc sempat
termenung sejenak, otaknya penuh sesak dijejali bayang-bayang kelabu tentang
kekalahan memalukan, uang bonus ratusan ribu euro yang melayang begitu saja,
dan impian yang terhenti malam itu juga.
Sekitar 3 menit dia mengasingkan diri dari kerumunan orang-orang yang tampak
frustasi, hilang gairah, dan krisis kepercayaan diri.
Sampai mukjizat itu turun, setelah ia melihat
reka ulang kartu merah yang diterima Ibrahimovic. Dia langsung bergegas menghampiri satu
persatu pemain yang tampil malam itu, dia bisikan beberapa patah kata, tak lupa
ia rangkul satu-persatu diantara mereka, menegakan kembali kepala mereka yang
sempat tertunduk. Sepertinya cara Blanc berhasil.
PSG berhasil menampilkan suguhan yang luar
biasa, tanpa Ibra. 10 pemain PSG mampu mempencundangi anak asuh Mourinho
dikandangnya sendiri, sampai beritanya menjadi headline di berbagai media.
Laurent Blanc pantas berbangga dengan hasil ini, setidaknya dendamnya tahun lalu
sudah terbalaskan musim ini.
Andai saja Mourinho memiliki filing yang sama
denganku waktu itu, mungkin kisah Chelsea di liga Champions musim ini masih
bisa berlanjut, namun sepertinya tuhan lebih menghendaki PSG untuk lolos. Ya namanya
juga sepakbola. Kalah menang sudah biasa, itu sudah menjadi harga mati.
Mungkin tuhan memberikan Laurent Blanc petunjuk
secara tersirat bukan tersurat, mungkin isinya tak jauh beda dengan quotes yang
saya baca. Namun deliveri pesannya saja yang unik. Melalui skenario yang amat
dramatis.
Kartu merah Ibra bisa jadi merupakan suatu bentuk
pencerahan bagi Blanc, kalian cukup tahu sampai disitu saja. Selebihnya biarkan
Laurent Blanc saja yang merasakannya, yang aku ingat hanya senyuman David Luiz
yang membuat aku tak bisa tidur seharian. Jangan tanya kenapa. Kalian sudah
tahu jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar