![]() |
TENDANGAN PENALTI DROGBA #FINALUCL2012 |
Sambil
refresh sejenak setelah beraktivitas seharian, saya menyempatkan diri meluangkan
waktu didepan komputer untuk melihat cuplikan video bola yang sempat saya
download sebelumnya, terkhusus melihat pertandingan yang ada babak adu
penaltinya.
Dimulai
dari tragedi Istanbul 2005 s/d Munich 2012 . secara detil saya lihat satu
persatu cuplikan yang ada dalam video tersebut, berakhir pada sebuah kesimpulan
bahwa menjadi algojo penalti itu bukan perkara mudah, butuh mental baja dan
konsentrasi penuh dalam melakukannya.
Anda
tau Roberto Baggio ? legenda Italia yang piawai mencetak gol dari berbagai arah
dan sangat ditakuti bek lawan, dia pernah gagal dalam mengeksekusi penalti di
ajang krusial final Piala Dunia, padahal striker hebat macam dia seharusnya
bisa melakukan tugas itu dengan mudah, tapi pada kenyataannya memang tak
semudah itu.
Pemain
sekelas Andriy Shevchenko pun pernah gagal melakukannya dibabak final Champions
League tahun 2005 kontra Liverpool, sekaligus memupuskan harapan Milan untuk
menjuarai UCL ke 7 kalinya, berarti tak ada jaminan bagi seorang pemain hebat
untuk bisa mengeksekusi penalti dengan sempurna, semua pasti pernah gagal.
Tak
bisa dipungkiri juga, faktor keberuntungan sangat berperan besar dalam babak
adu penalti, bahkan legenda jerman Franz backenbauer sangat tidak setuju dengan
yang namanya babak adu penalti, menurutnya babak adu penalti itu tidak adil,
karena tidak menggambarkan hasil pertandingan yang sesungguhnya, dimana tim
yang hanya mengandalkan taktik bertahan selama bermain, dapat memenangkan
pertandingan dibabak ini.
Bukan
hanya keburuntungan saja yang berperan, namun ada faktor lain juga yang mesti
dicatat yakni mental dan fokus. Hal itulah yang mesti diutamakan dalam menghadapi
babak ini, makanya kebanyakan pelatih selalu mengutamakan pemain yang
berpengalaman untuk menjadi eksekutor dibanding pemain yang hanya memiliki
skill.
Karena
dalam penalti, skill itu nomor dua, dan yang pertama itu mental. Kita dapat
melihat dengan jelas bagaimana mental pemain Milan memudar kala Liverpool
berhasil menyamakan skor menjadi tiga sama.
Faktor
tersebutlah yang membuat mental dan fokus mereka pudar dibabak tos-tosan
ditambah lagi dengan gerakan ular ala Jerzi Dudek yang membingungkan, jelas membuat
konsentrasi pemain Milan tambah kacau, hasilnya 3 penalti gagal dan Liverpool
keluar sebagai juara.
Begitupun
tahun 2006, kala Final Piala Dunia di Jerman, ini bukan hanya masalah mental,
tapi lebih kepada keberuntungan, karena semua penendang dapat mengeksekusi
penalti dengan baik, hanya saja David Trezeguet terlalu over confident
menendangnya sampai bola menghantam mistar gawang Gigi Buffon.
Nah,
yang komplit terjadi tahun 2012. Final UCL antara Munchen vs Chelsea. Seperti
biasa faktor mental yang pudar dan sedikit keberuntungan. Mental pemain Munchen
seketika runtuh kala Arjen Robben gagal mengeksekusi penalti dibabak
perpanjangan waktu.
Robben
pun menolak untuk jadi eksekutor dibabak tos-tosan, karena masih trauma dengan
kejadian tadi, ketidaksiapan Robben pun menular pada pemain Munchen lainnya
yang nampak nerveos kala mengeksekusi penalti, puncaknya kala penendang
terakhir Munchen yakni Bastian Schwensteiger gagal mengeksekusi penalti dengan
baik dan akhirnya Chelsea keluar sebagai pemenang.
Tapi
ya sudahlah. gone be bye gone , babak adu penalti bagi sebagian orang memanglah
bukan harapan mereka, namun untuk sebagian orang lain ada yang mengharapkan hal
itu. Kekuatan tim tak berlaku dalam babak ini, karena dalam babak adu penalti tak
ada yang namanya tiki-taka atau kick and rush.
Yang
ada hanya Loe dan Gw !! kesiapan mental pemain paling utama, disinilah
kemampuan individual memainkan perannya, eksekutor harus bisa mencetak gol,
sementara kiper harus bisa menahannya.
Seperti
bermain head and tail, kita harus memilih satu diantaranya, kemudian
melakukannya dan menerima hasil yang didapat.
Beban
besar tentunya ada pada eksekutor, karena perbandingan masuknya bola mencapai
90% , sementara 10% nya lagi gagal. Sementara kiper memiliki beban lebih
rendah, karena memang dimaklumi tingkat kesulitannya dalam babak ini.
Keduanya
tentu memiliki trik tersendiri, seorang kiper ada yang memakai insting untuk
menahan bola, ada yang menendang tiang, menepuk dada dan berlaga sedikit angkuh
supaya bisa membuat nyali lawan down sebelum menembak, ada pula yang melakukan
gerakan-gerakan aneh seperti Dudek. macam-macamlah pokoknya. kalo bahasa kita
mah suka-suka loe lah.
Begitupun
eksekutor, ada yang mengambil ancang-ancang sejauh mungkin supaya terkesan
tendangannya keras seperti David Luiz, ada yang santai tapi mematikan seperti
Ryan Giggs, tipuan mata ala Ronaldinho, atau gaya sapi gila ala Wayne Rooney.
Terserahlah, yang penting masuk.
Keberhasilan
penalti dapat diukur dari sejauh mana seorang pemain mampu mengatasi tekanan
yang ada, mencoba untuk tenang dan fokus tanpa terpengaruh gerakan provokatif
yang mengganggu dari lawan, barulah ia dapat mengeksekusi penalti dengan baik.
Dan
ada satu hal lagi yakni belajar dari kesalahan, dan mempelajari kelemahan lawan
sebelum bertanding. Hal ini pernah dilakukan Petr Cech saat sesi latihan
sebelum final melawan Bayern Munchen, sebagai antisipasi terjadinya babak tos
tosan, Petr Cech mendapat menu khusus yakni menonton cuplikan video eksekusi
penalti para pemain Munchen selama 2 jam, hasilnya terbukti efektif, Petr Cech
mampu menebak arah semua tembakan, walaupun 3 dari 5 diantaranya masuk juga.
Sama
halnya dengan Pepe Reina yang mempelajari khusus gaya eksekusi penalti Balotelli
sebelum pertandingan Napoli kontra Ac Milan, hasilnya tendangan penalti Balotelli
yang terkenal 100% ampuh dapat ia halau dengan baik.
Dari
semua cuplikan video yang saya liat, sebenarnya saya kagum dengan satu penalti,
yakni penaltinya Andrea Pirlo pada saat 16 besar EURO 2012 kontra Inggris. Yapz,
Panenka Penalti yang menggambarkan kejeniusan sang eksekutor, sekaligus membuat
malu kiper lawan. yang kemudian gaya penalti itu kembali populer dan ditiru
pemain lainnya.
Tentunya
kita semua memiliki pendapat masing-masing tentang hal ini, sudah seharusnya
kita saling respect terhadap pendapat sesama, tulisan ini memang bukan
diperuntukan untuk konsumsi publik, tapi lebih kepada catatan saya pribadi yang
kebetulan iseng-iseng liat cuplikan video bola, kemudian berinisiatif mengurainya
dalam bentuk tulisan.
Sekali
lagi ternyata jadi algojo penalti itu tidaklah mudah, perlu kesiapan, mental
baja, fokus dan keberuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar