Minggu, 10 November 2013

SAY NEVER LATE UNTUK TIGA JAGOAN NEGRI PIZZA

Duel bola duo Argetina beda klub, Carlos Tevez vs Angel Di Maria  #championsleague

 “Never Late”  tak ada kata terlambat untuk mencoba, segalanya masih mungkin, masih sangat mungkin bila kita mau bekerja keras dan percaya hal itu menjadi sebuah kenyataan.

Dalam sepakbola, kadang kita sering dibuat gila oleh sebuah kemungkinan, kadang kita tak menduga, apa yang sedang kita lihat, berputar 360 drajat diluar prediksi kita, momen ketika  menit krusial menjadi momok bagi tim yang sedang dalam posisi unggul.

Hingga kini tak terhitung jumlahnya, sudah berapa kali  tim mampu memutar balikan keadaan, dari posisi tertinggal menjadi unggul, bila tertinggal 1 gol itu bukan masalah, namun bila lebih dari 3 gol, kita mesti pikir-pikir dulu !! apakah tim itu mampu melakukannya ?? jawabannya mampu alias possible.

Lihat saja final UCL 2005 di Istanbul turki, kala Liverpool mampu comeback dan menyamakan kedudukan. Triler 6 gol tercipta disana, begitupun yang masih hangat dalam ingatan saya, sekitar tahun 2011 di ajang premier league, kala Arsenal mampu leading 4 gol lebih dulu atas Newcastle, kemudian Joey Barton dkk, mampu bangkit dibabak kedua kemudian mampu menyamakan skor.

Misi comeback yang saya ceritakan diatas hanyalah prolog, yang menggambarkan betapa serunya permainan bernama sepakbola, karena tak ada yang tak mungkin dalam permainan ini. segala sesuatu dapat terjadi diluar perkiraan kita sebelumnya.

Maka dari itu. Jose Mourinho sangat menyukai permainan ini, karena menurutnya Sepakbola itu misteri dan ia suka akan hal itu.

Bila mengacu pada pernyataan Mourinho, maka benarlah jawabannya, karena kita tak tahu siapa yang akan menjuarai champions league tahun ini, semuanya masih memiliki peluang, peluang untuk menjadi yang terbaik.

Namun, bila anda menanyakan siapa yang akan juara Champions league tahun ini kepada saya ?  saya lebih memilih Chelsea, mengapa demikian ? selain memiliki armada tempur yang luar biasa, kolaborasi antara pemain muda dan pemain kaya pengalaman macam Lampard, tim ini sedang dalam performa terbaik dibawah asuhan Jose Mourinho, chemistry yang terjalin antara Chelsea dan Mourinho membuat saya yakin tim ini mampu berbuat banyak di turnamen bergengsi eropa ini.

Terlepas dari jawaban saya, tentunya masih ada tim lain yang berpeluang untuk menjadi juara, sebut saja sang juara bertahan Bayern Munich dengan pelatih barunya Pep Guardiola,  Barcelona dengan tiki-takanya, Real Madrid dengan skuad mega bintangnya, kejutan lain ada dari tim seperti Juventus, Man.United, Ac Milan, Dortmund atau bahkan Arsenal.

Yang jelas Champions League musim ini sangat sulit diprediksi, memang beberapa tim sudah mengunci tiket dan lolos dari fase knock out, seperti Real Madrid, Bayern Munich dan Manchester City, namun tim lain masih berpotensi untuk membuat kejutan, kita lihat saja sampai matchday terakhir fase grup, siapa yang berhasil lolos dan siapa yang akan terdepak.

Kemungkinan-kemungkinan tersebut masih dapat terjadi, melihat panasnya perseteruan dalam ajang ini. kondisi ini sepertinya sangat identik dengan 3 perwakilan italia, yang masih belum aman posisinya.

Juventus mesti berebut tiket dengan Galatasaray untuk mendampingi el Real di fase berikutnya, Ac Milan dituntut tampil konsisten dalam dua laga terakhir, bila posisi nya tak mau dicuri Ajax atau Celtic yang sedang mengintip peluang dari belakang.

Sama halnya dengan Napoli yang berada dalam grup neraka, tim asuhan Rafael Benitez ini diwajibkan memenangkan dua laga sisa, yang mana tim yang akan dilawannya adalah tim berstatus unggulan Borrusia Dortmund dan Arsenal.

Sungguh ironis memang, bila nanti kenyataanya ketiga tim asal negri pizza ini tak satupun lolos ke fase knock out. Padahal tim-tim Italy memiliki nilai historis tersendiri dalam ajang ini.

Memang terlalu dini untuk menilai hal itu, namun bila melihat peluang, jelas ketiga tim ini memiliki peluang yang sama untuk lolos, dengan satu syarat, bermain apik didua laga sisa, mengemas 3 poin di tiap laga, demi menjaga gengsi Serie A italia dikancah persepakbolaan Eropa.

Sebuah PR yang tak mudah tentunya, mengingat dua laga sisa bukanlah laga biasa, memperlakukan kedua laga itu seperti layaknya bermain di final merupakan sebuah cara untuk mensiasati hal tersebut.

Kini semua beban itu ada dipundak para allinatore mereka, baik Conte, Allegri dan Benitez berperan besar dalam misi comeback ini. mampukah kejeniusan mereka menyelamatkan muka sepakbola Italia dikancah sepakbola eropa, kita lihat saja nanti.

Yang jelas saya ingin mempertegas kembali pernyataan saya diatas, say “Never Late” semua belum terlambat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar