![]() |
Duel bola duo Argetina beda klub, Carlos Tevez vs Angel Di Maria #championsleague |
Dalam sepakbola,
kadang kita sering dibuat gila oleh sebuah kemungkinan, kadang kita tak
menduga, apa yang sedang kita lihat, berputar 360 drajat diluar prediksi kita,
momen ketika menit krusial menjadi momok
bagi tim yang sedang dalam posisi unggul.
Hingga kini tak
terhitung jumlahnya, sudah berapa kali tim mampu memutar balikan keadaan, dari posisi
tertinggal menjadi unggul, bila tertinggal 1 gol itu bukan masalah, namun bila
lebih dari 3 gol, kita mesti pikir-pikir dulu !! apakah tim itu mampu melakukannya
?? jawabannya mampu alias possible.
Lihat saja final
UCL 2005 di Istanbul turki, kala Liverpool mampu comeback dan menyamakan
kedudukan. Triler 6 gol tercipta disana, begitupun yang masih hangat dalam
ingatan saya, sekitar tahun 2011 di ajang premier league, kala Arsenal mampu
leading 4 gol lebih dulu atas Newcastle, kemudian Joey Barton dkk, mampu
bangkit dibabak kedua kemudian mampu menyamakan skor.
Misi comeback
yang saya ceritakan diatas hanyalah prolog, yang menggambarkan betapa serunya
permainan bernama sepakbola, karena tak ada yang tak mungkin dalam permainan
ini. segala sesuatu dapat terjadi diluar perkiraan kita sebelumnya.
Maka dari itu.
Jose Mourinho sangat menyukai permainan ini, karena menurutnya Sepakbola itu
misteri dan ia suka akan hal itu.
Bila mengacu
pada pernyataan Mourinho, maka benarlah jawabannya, karena kita tak tahu siapa
yang akan menjuarai champions league tahun ini, semuanya masih memiliki
peluang, peluang untuk menjadi yang terbaik.
Namun, bila anda
menanyakan siapa yang akan juara Champions league tahun ini kepada saya ? saya lebih memilih Chelsea, mengapa demikian
? selain memiliki armada tempur yang luar biasa, kolaborasi antara pemain muda dan pemain kaya pengalaman macam Lampard, tim ini sedang dalam performa terbaik dibawah asuhan
Jose Mourinho, chemistry yang terjalin antara Chelsea dan Mourinho membuat saya
yakin tim ini mampu berbuat banyak di turnamen bergengsi eropa ini.
Terlepas dari jawaban
saya, tentunya masih ada tim lain yang berpeluang untuk menjadi juara, sebut
saja sang juara bertahan Bayern Munich dengan pelatih barunya Pep
Guardiola, Barcelona dengan
tiki-takanya, Real Madrid dengan skuad mega bintangnya, kejutan lain ada dari
tim seperti Juventus, Man.United, Ac Milan, Dortmund atau bahkan Arsenal.
Yang jelas
Champions League musim ini sangat sulit diprediksi, memang beberapa tim sudah
mengunci tiket dan lolos dari fase knock out, seperti Real Madrid, Bayern
Munich dan Manchester City, namun tim lain masih berpotensi untuk membuat
kejutan, kita lihat saja sampai matchday terakhir fase grup, siapa yang
berhasil lolos dan siapa yang akan terdepak.
Kemungkinan-kemungkinan
tersebut masih dapat terjadi, melihat panasnya perseteruan dalam ajang ini.
kondisi ini sepertinya sangat identik dengan 3 perwakilan italia, yang masih
belum aman posisinya.
Juventus mesti
berebut tiket dengan Galatasaray untuk mendampingi el Real di fase berikutnya,
Ac Milan dituntut tampil konsisten dalam dua laga terakhir, bila posisi nya tak
mau dicuri Ajax atau Celtic yang sedang mengintip peluang dari belakang.
Sama halnya
dengan Napoli yang berada dalam grup neraka, tim asuhan Rafael Benitez ini
diwajibkan memenangkan dua laga sisa, yang mana tim yang akan dilawannya adalah
tim berstatus unggulan Borrusia Dortmund dan Arsenal.
Sungguh ironis
memang, bila nanti kenyataanya ketiga tim asal negri pizza ini tak satupun
lolos ke fase knock out. Padahal tim-tim Italy memiliki nilai historis
tersendiri dalam ajang ini.
Memang terlalu
dini untuk menilai hal itu, namun bila melihat peluang, jelas ketiga tim ini
memiliki peluang yang sama untuk lolos, dengan satu syarat, bermain apik didua
laga sisa, mengemas 3 poin di tiap laga, demi menjaga gengsi Serie A italia
dikancah persepakbolaan Eropa.
Sebuah PR yang
tak mudah tentunya, mengingat dua laga sisa bukanlah laga biasa, memperlakukan
kedua laga itu seperti layaknya bermain di final merupakan sebuah cara untuk
mensiasati hal tersebut.
Kini semua beban
itu ada dipundak para allinatore mereka, baik Conte, Allegri dan Benitez
berperan besar dalam misi comeback ini. mampukah kejeniusan mereka
menyelamatkan muka sepakbola Italia dikancah sepakbola eropa, kita lihat saja
nanti.
Yang jelas saya
ingin mempertegas kembali pernyataan saya diatas, say “Never Late” semua belum
terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar